Insight dari Pemain Squid Game untuk Mengerjakan Tugas Akhir
- 13 May 2022
- Posted by: Faizal Awindra Hadi
- Category: Tips & Trik
Masih ingatkah kamu dengan permainan dalgona challenge dalam serial Netflix berjudul Squid Game? Pada permainan tersebut, setiap pemain diharuskan untuk memotong gambar dalam permen dalgona tersebut menggunakan jarum sesuai dengan polanya. Pada permainan dalgona challenge, terdapat empat pola yang berbeda, yaitu: segitiga, bintang, lingkaran, dan payung. Pola termudah untuk dipotong adalah segitiga karena tidak ada garis lengkung. Payung merupakan pola tersulit untuk dipotong karena terdapat banyak garis lengkung dan permukaan gambar yang tipis sehingga lebih mudah retak. Tiap pemain hanya diberi waktu 16 menit untuk memotong pola dalgona tersebut. Kalau sampai pola tersebut retak atau kehabisan waktu, si pemain gagal menaklukkan dalgona challenge dan akan ditembak mati. Untuk dapat memenangkan tantangan dalam permainan tersebut, ada saja cara yang dilakukan oleh para pemainnya. Yuk, simak cara para pemain dalam menyelesaikan permainan, yang mungkin sama dengan bagaimana caramu menyelesaikan tugas akhir.
Cho Sang Woo, si stratejik yang paham tujuan akhir
Ketika dalam permainan dalgona challenge, Sang Woo memilih bentuk segitiga. Alasannya memilih bentuk segitiga adalah karena bentuk tersebut paling mudah untuk dipotong. Sebelum memilih bentuk segitiga, ia sudah terlebih dahulu mempelajari tujuan di balik permainan ini dengan bertanya kepada Sae Byok yang sudah punya sedikit petunjuk yang cukup membantu untuk menyelesaikan permainan ini. Setelah mendapat petunjuk dari Sae Byok mengenai gulali, Sang Woo yang punya otak cerdas pun mampu mencari petunjuk selanjutnya dari gambar berbagai bentuk dan suasana taman bermain.
Insight yang didapatkan dari Sang Woo adalah mengenai pentingnya mempelajari tujuan di balik suatu permainan. Setelah mempelajari tujuan di balik suatu permainan, kamu akan menjadi mudah untuk menentukan langkah dan tindakan yang harus diambil. Kamu juga dapat mengukur kemungkinan dan meminimalisir kegagalan. Misal, jika kamu sebagai mahasiswa S-1 ingin lulus 3,5 tahun, cara ini dapat memprediksi keberhasilanmu untuk lulus 3,5 tahun dengan resiko kegagalan minimal. Jika kamu menjadi Sang Woo sebagai mahasiswa S-1 yang ingin lulus hanya dalam waktu 3,5 tahun saja, kamu akan memilih judul tugas akhir yang sederhana, mainstream, dan benar-benar dikuasai. Literaturnya pun mudah ditemukan.
Han Min Yeo, si ambisius yang bekerja cerdas
Kamu mungkin kesal sama ibu-ibu ambis yang suka nyinyir satu ini. Berbagai cara rela ia lakukan untuk dapat memenangkan setiap ronde dalam permainan, tak terkecuali saat dalgona challenge. Pada dalgona challenge, Min Yeo memilih gambar “bintang” tanpa menjelaskan alasan di balik pemilihan tersebut. Untuk dapat memotong pola berbentuk bintang pada gulali tersebut, ia menggunakan korek api yang ada di saku celananya untuk memanaskan jarum tersebut. Setelah jarum tersebut panas, ia menjadi lebih mudah untuk memotong pola gambar dalgona. Agar tidak diketahui oleh panitia, ia pun bersembunyi di balik papan seluncur.
Hal ini memang dianggap curang, tetapi apakah itu melanggar etika atau peraturan yang berlaku? Coba dipikirkan terlebih dahulu. Kalau memang melanggar etika, mengapa Han Min Yeo tidak ditembak mati walaupun ada banyak petugas yang mengawasi gerak-gerik tiap peserta? Mungkin kamu berpikir kalau pengawasnya tidak ngeh dengan tindakan yang dilakukan karena ia bersembunyi di balik papan seluncur. Tapi kalau dipikir lagi, jumlah pengawasnya banyak, tidak mungkin semuanya lengah atau kurang jeli. Seharusnya ada satu orang yang dapat mengetahui tiap pelanggaran peserta meskipun dilakukan secara bersembunyi.
Cara Han Min Yeo menyelesaikan dalgona challenge bisa menjadi insight mengenai cara bekerja cerdas. Selama tindakan tersebut dianggap tidak melanggar etika, tidak ada salahnya untuk dilakukan. Suatu pekerjaan akan lebih mudah untuk terselesaikan secara efektif dan efisien apabila kita bekerja dengan cerdas tanpa melanggar peraturan atau etika yang berlaku.
Terlepas dari kecurangan yang pernah dilakukan demi mewujudkan ambisinya untuk menang, kita dapat menerapkan cara bekerja cerdas ala Han Min Yeo dalam mengerjakan tugas akhir. Asal bukan plagiarisme, manipulasi hasil penelitian, atau pelanggaran etika lainnya, sah-sah saja. Contoh kerja cerdas yang dapat dilakukan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam menyelesaikan tugas akhir antara lain: membayar jasa biro statistik untuk melakukan analisis data, merekrut asisten penelitian untuk membantu merekap data, membayar juru ketik untuk mengetik transkrip hasil wawancara, atau cara-cara lainnya yang dapat membantumu menghemat waktu penyelesaian tugas akhir.
Abdul Ali, si polos yang percaya akan keberuntungan
Kalau, Cho Sang Woo dan Han Min Nyeo adalah kelompok pemain ambisius, sekarang beralih ke tipe pemain yang berbeda dari dua pemain sebelumnya. Berbeda dengan Sang Woo dan Min Yeo, Abdul Ali adalah tipe pemain yang menikmati proses dan go-with-the-flow. Pada saat permainan dalgona challenge, ia memilih bentuk lingkaran. Pemilihannya didasarkan pada kepercayaannya mengenai keberuntungan. Bentuk “lingkaran” diibaratkan sebagai “bulan purnama” yang dapat membawa keberuntungan. Sebagai pendatang dari Pakistan yang belum lama tinggal di Korea Selatan, ia tidak sempat memiliki gambaran mengenai permainan tradisional anak-anak khas Negeri Ginseng tersebut.
Kepercayaannya akan bentuk lingkaran yang dianggap identik dengan bulan purnama sebagai pembawa keberuntungan ternyata benar. Pasalnya, ia berhasil menaklukkan dalgona challenge sehingga dapat melaju ke babak selanjutnya. Pengalaman Ali ketika menyelesaikan dalgona challenge dapat menjadi pelajaran bahwa terkadang kita perlu berpasrah kepada Tuhan Yang Maha Esa mengenai nasib kita. Meskipun demikian, pasrah bukan berarti berpangku tangan dan tidak berusaha untuk melakukan yang terbaik. Ketika sudah melakukan yang terbaik, percayalah bahwa usaha keras yang sudah kita lakukan akan membuahkan hasil. Sesuatu yang sudah menjadi hak atau rezeki kita, akan tetap kita dapatkan walaupun sulit jika memang Tuhan YME menghendakinya.
Sikap Ali dalam menyelesaikan permainan dalgona challenge yang percaya akan keberuntungan dapat diterapkan dalam mengerjakan tugas akhir. Ketika kita merasa sudah bekerja keras dan melakukan yang terbaik untuk menyelesaikan tugas akhir, yang terjadi justru nasib kita berbanding terbalik dengan usaha keras yang sudah dilakukan. Pada situasi tersebut, kita tidak perlu merasa putus asa atau menyalahkan pihak lain. Berpikir positif dan percaya bahwa saat itu kita hanya kurang beruntung. Saat merasa kurang beruntung, percayalah bahwa Tuhan YME sedang menyiapkan sesuatu yang lebih baik.
Seung Gi Hoon, si inovatif dalam situasi kepepet
Tipe pemain terakhir ini, mirip dengan Abdul Ali yang cenderung go-with-the flow. Last but not least, ia memilih pola payung, yang merupakan pola paling sulit untuk dipotong. Lalu, mengapa ia mau memilih pola tersebut? Alasannya karena payung mengingatkan pada pengalaman masa kecilnya yang membuatnya menganggap benda tersebut merupakan barang berharga. Sama seperti Ali, keputusan Gi Hoon memilih pola payung mampu mengantarkannya pada keberhasilan dalam menaklukkan dalgona challenge.
Payung merupakan pola tersulit untuk dipotong. Meskipun demikian, Gi Hoon berhasil memotongnya. Tentu saja, untuk dapat memotong pola payung dengan sempurna, proses yang ia lalui tidaklah mulus. Di saat ketiga rivalnya berhasil menyelesaikan sebelum 16 menit dan masih memiliki sisa waktu cukup banyak, ia nyaris gagal menyelesaikan potongan payung dalam waktu 16 menit. Ketika waktu sudah hampir habis, ia tetap tenang dan memikirkan cara untuk dapat menaklukkan tantangan tersebut. Ketika melihat secercah cahaya matahari, tiba-tiba ia terpikir untuk melelehkan dalgona tersebut dengan mengarahkannya pada sinar tersebut. Setelah dalgona tersebut perlahan meleleh, ia menjilatinya dari belakang sehingga lengkungan kecil pada tangkai payung tersebut tidak retak.
Pengalaman dari Gi Hoon mengajarkan bahwa kita tidak perlu merasa panik dalam situasi kepepet. Sebaliknya, situasi kepepet justru memacu kita untuk berpikir out-of-the-box sehingga dapat memunculkan perilaku-perilaku yang inovatif. Ketika diterapkan dalam tugas akhir, kamu akan menemui berbagai kendala. Kendala tersebut tentunya menghambat rencana penyelesaian tugas yang beresiko mengakibatkan keterlambatan dalam pengumpulan atau penyelesaian. Ketika keterlambatan tersebut berakibat fatal, tentunya kamu harus mencari solusi lain yang out-of-the box agar tugas tersebut dapat diselesaikan tepat waktu.
Nah itulah beberapa hal dari para tokoh dalam Squid Game yang bisa kamu pelajari dan terapkan dalam mengerjakan tugas akhir. Kira-kira kalau kalian lebih suka menggunakan cara yang mana?
Sumber:
Squid Game Official Trailer Netflix – Youtube