Mengenal Quarter Life Crisis di Masa Dewasa Awal
- 25 March 2022
- Posted by: Ainun Nisa Wahid
- Category: Tips & Trik

Saat memasuki masa dewasa awal, seseorang akan dihadapkan dengan berbagai pilihan yang kerap kali disertai dengan tanggung jawab yang belum pernah didapatkan sebelumnya, seperti dalam hal karier, studi, dan hubungan pernikahan. Berbeda halnya ketika di masa remaja, semua hal dilakukan dengan begitu menyenangkan tanpa adanya tanggung jawab yang bersifat personal. Di masa dewasa ini, masing-masing orang akan secara tidak langsung dituntut untuk membuat rencana masa depannya, namun ada pula dari mereka yang merasa masa depannya belum jelas sehingga belum membuat rencana apa pun. Hal ini kemudian dapat membentuk suatu krisis di masa dewasa awal yang disebut dengan istilah Quarter Life Crisis.
Apa itu Quarter Life Crisis?
Quarter Life Crisis merupakan suatu kondisi krisis yang dihadapi atau dirasakan ketika memasuki fase seperempat hidup. Kondisi krisis tersebut ditandai dengan kebingungan untuk menentukan arah hidup dan adanya perasan cemas untuk menghadapi masa depan. Hal tersebut bisa disebabkan karena kurangnya persiapan-persiapan yang akan dilakukan untuk menghadapi masa depan. Umumnya, krisis ini akan dirasakan oleh orang-orang yang berusia 20 tahun hingga pertengahan 30 tahun. Namun tidak menutup kemungkinan, krisis ini juga bisa dirasakan oleh orang-orang yang menginjak usia 17 tahun atau yang berusia lebih dari 30 tahun namun belum mencapai 40 tahun.
Ciri-ciri Mengalami Quarter Life Crisis
Orang yang mengalami Quarter Life Crisis masih akan terus mencari tahu tentang mimpi yang sesuai dengannya dan bagaimana rencana masa depannya. Semua hal yang dihadapi akan terasa menarik atau malah sebaliknya, belum ada hal yang menarik bagi mereka. Kondisi ini kemudian akan menyebabkan kebingungan untuk menentukan arah hidup yang harus dipilih.
Selain itu, perasaan kecewa yang begitu mendalam saat gagal meraih tujuan yang diinginkan juga kerap kali akan dirasakan oleh orang yang mengalami Quarter Life Crisis. Hal tersebut dapat terjadi karena mereka pernah memiliki mimpi namun gagal untuk diraih sehingga menimbulkan kekecewaan yang mendalam dan butuh waktu lama untuk kembali membangkitkan semangat.
Keinginan untuk menghabiskan lebih banyak waktu sendiri atau bersama orang terdekat juga merupakan salah satu ciri orang yang mengalami Quarter Life Crisis. Mereka akan butuh lebih banyak waktu untuk merenung dan memikirkan tentang masa depannya. Selain itu, mereka juga akan membutuhkan kenyamanan dari orang-orang terdekatnya.
Orang yang mengalami Quarter Life Crisis juga akan selalu melakukan defense (pertahanan diri) dengan menanamkan dalam dirinya bahwa ia masih muda dan punya banyak waktu untuk menentukan arah hidup yang harus dipilih.
Kesimpulan
Itulah penjelasan mengenai Quarter Life Crisis yang kerap dialami oleh orang-orang yang baru saja memasuki usia dewasa. Apabila krisis tersebut dialami oleh seseorang dalam jangka waktu yang lama dan tidak dapat diatasi, maka akan menimbulan berbagai dampak negatif dalam hidupnya seperti depresi dan stres (Habibie, Syakarofath, dan Anwar, 2019).
Oleh karenanya, hal yang dapat dilakukan untuk membantu menentukan arah hidup yang sesuai dengan potensi diri ialah dengan cara menemui tenaga profesional, melakukan tes-tes psikologis seperti tes IQ online, tes minat bakat, coach bimbingan karier, serta mengikuti pelatihan dan pengembangan SDM. Contoh pelatihan yang dapat diikuti untuk membantu menetapkan tujuan hidup ialah dengan Achievement Motivation Training (AMT) yang diadakan oleh Quantum Edukasindo Paradigma.
Sumber:
Habibie, A., Syakarofath, N., A., Anwar, Z. 2019. Peran Religiusitas terhadap Quarter Life Crisis (QLC) pada Mahasiswa. Gadjah Mada Journal of Psychology. Vol. 5 (2).
Indrianie, E. 2020. Survive Menghadapi Quarter Life Crisis. Yogyakarta : Penerbit Brilliant