Mengenal Unsur-Unsur Metafora Kematangan Emosi

Ada lima elemen yang menjaga keseimbangan hidup manusia. Kelima elemen itu adalah kayu, tanah, sinar matahari, udara dan air. Lima elemen ini berkaitan erat pada ajaran tradisional bangsa Tiongkok, yaitu feng shui, yang mengajarkan tentang elemen dasar keseimbangan alam.

Lima elemen dasar ini diperlukan untuk menjaga keseimbangan hidup manusia termasuk emosi yang dimiliki oleh manusia. Lebih lanjutnya, individu dapat menyimak bahasan mengenai lima elemen tersebut sebagai kematangan suatu emosi di bawah ini.

Unsur 1: Kayu (Emotional Maturity)

Kayu disimbolkan sebagai sumber pembawa kehidupan. Elemen ini memberikan hidup pada manusia berupa oksigen dan juga bahan untuk membuat rumah. Jadi, kayu dianalogikan sebagai sumber kehidupan manusia.

Kayu tidak muncul begitu saja, karena ada pertumbuhan dari pucuk hingga menjadi pohon. Pertumbuhan itu melewati proses yang teratur. Seperti kehidupan manusia. Ada proses yang harus dilewati untuk mendapatkan kematangan emosi, di mana individu tidak dapat melanggar, mempercepat, atau mengesampingkannya. Kematangan emosi manusia bertumbuh seiring bertambahnya usia dan pengalaman hidup.

Unsur 2: Tanah (Emotional Knowledge)

Tanah diibaratkan sebagai pondasi untuk menancapkan akar pertumbuhan kematangan emosi manusia. Akar inilah yang bertumpu pada pengetahuan tentang emosi atau disebut juga dengan Emotional Knowledge. Pertumbuhan emosi harus dibarengi dengan pengetahuan yang benar tentang emosi. Hal ini penting karena dengan adanya pemahaman yang benar mengenai emosi, manusia dapat membaca situasi serta bereaksi dengan tepat mengenai emosi.

Unsur 3: Sinar Matahari (Emotional Spirituality)

Segala kehidupan di bumi sangat bergantung pada matahari. Baik manusia, hewan dan tumbuhan memerlukan energi matahari untuk kelangsungan hidup. Pentingnya matahari disimbolkan sebagai Emotional Spirituality atau simbol emosi ilahi.

Emotional Spirituality sering disamakan dengan Spiritual Quotient (SQ), yang menyamakan cinta dengan Sang Pencipta. Kesamaan antara keduanya terletak pada unsur-unsur ilahi atau sifat keTuhanan. Meski memiliki kesamaan, Emotional Spirituality lebih berfokus pada wilayah emosi manusia yang memiliki keilahian. Sedangkan cakupan SQ ini lebih luas. Jika disimpulkan, Emotional Spirituality merupakan bagian dari SQ.

Manusia merupakan rupa dan citra Allah. Maka dari itu unsur-unsur keilahian dalam diri manusia tidak dapat dipisahkan. Manusia dalam emosi-emosi yang ilahi menunjukkan kesatuan umat manusia sebagai makhluk Sang Pencipta. Bisa disimpulkan, manusia membutuhkan unsur-unsur emosi keilahian untuk pertumbuhan emosi yang sejati.

Unsur 4: Udara (Emotional Authenticity)

Emotional Authenticity atau emosi otentik diibaratkan sebagai udara yang murni atau jernih. Udara atau oksigen berperan penting bagi kehidupan manusia dan bumi ini. Untuk planet ini, oksigen berperan untuk melindungi bumi dari kerusakan yang disebabkan oleh sinar ultraviolet yang masuk.

Selain untuk bernapas, oksigen juga sangat dibutuhkan untuk keperluan medis, guna memurnikan tubuh manusia. Karena itu, pentingnya unsur udara di sini menjelaskan bahwa manusia yang memiliki emosi otentik-lah yang bisa tumbuh secara dewasa.

Mengapa? Seseorang yang memiliki emosi otentik tidak takut untuk menunjukkan emosinya. Individu akan jujur menunjukkan apa yang dirasakan dan tidak berusaha menutupi dirinya dari tekanan emosi yang dihadapi. Oleh sebab itu, emosi otentik disimbolkan sebagai purifikasi atau kemurnian udara.

Unsur 5: Air (Emotional Reconciliation)

Air adalah sumber kehidupan untuk bumi dan segala isinya. Dalam konteks emosi, air dilambangkan sebagai perdamaian. Air digunakan oleh umat beragama di dunia sebagai lambang perdamaian dan persatuan dengan ilahi.

Unsur air ini melambangkan perdamaian manusia dengan dirinya sendiri dan juga sesamanya. Adanya perdamaian dengan diri sendiri dan juga kepada sesama, akan menghilangkan beban-beban emosi di masa lalu yang berpotensi menghambat pertumbuhan emosi manusia yang sejati.

Kesimpulan

Dalam hal kematangan emosi seseorang, kelima unsur itu saling berkaitan erat untuk menghasilkan lingkar produktif emosi. Yang dimaksud dengan lingkar produktif ini adalah manusia harus memiliki pengetahuan yang benar tentang emosi (Emotional Knowledge).

Setelah itu, untuk mencapai kedewasaan emosi (Emotional Maturity) dibutuhkan dorongan ilahi (Emotional Spirituality). Dengan emosi spiritual tersebut, akan membuat seseorang semakin jujur dan otentik dengan emosinya (Emotional Authenticity). Kejujuran memberikan perasaan damai untuk dirinya dan berdamai dengan orang lain (Emotional Reconciliation).

Setelah mengetahui pentingnya kelima unsur penyeimbang kehidupan manusia dalam hal emosi, individu harus terus-menerus mendapatkan pengetahuan emosi diri sendiri dengan benar serta melatihnya.

Biro psikologi bepengalaman, Quantum Edukasindo Paradigma, siap membantu individu untuk mengetahui lebih banyak tentang emosi dan cara melatihnya. Adapun program penunjangnya antara lain pelatihan EQ, tes kepribadian, hingga pelatihan dan pengembangan SDM.

Tidak lupa, Quantum Edukasindo Paradigma memiliki program yang ditawarkan untuk kebutuhan perusahaan selain di atas. Program yang dimaksud meliputi tes IQ online, tes bakat minat, tes kepribadian, teamwork, coach training, dan masih banyak lagi

Share artikel ini:

Sumber:

Martin, Anthony Dio. 2003. Emotional Quality Management. Jakarta: HR Excellency.

Heart photo created by rawpixel.com – www.freepik.com

Butuh bantuan?

Jika ada pertanyaan lebih lanjut, silahkan hubungi customer service kami dengan menakan tombol dibawah ini

×

Halo!

Silahkan tinggalkan pesan melalui chat Whatsapp atau kirimkan email ke humas.qep@gmail.com

× Contact